di ujung sepi...

Entah kenapa malam itu bulan begitu mengipnotisku.
Cahayanya yang redup krn masih diawal bulan
mendatangkan kesenduan malam yang sepi....























Aku memandanginya dengan terpesona, layaknya kelinci
linglung memandangi sang dewi yang tengah terbang
menuju langit dalam cerita anak-anak yang kubaca waktu SD.
Bayangan badanku yang tercetak di tanah terlihat lebih nyata
setelah lampu-lampu di sekitar rumah aku matikan.

Dari halaman depan rumah, aku bisa melihat bulan
bertengger dengan anggun di atas pucuk-pucuk daun.
Pantulan cahayanya yang samar di dedaunan menimbulkan
semburat warna keperakan.
Daun-daun itu bergoyang karena tiupan angin malam yang
tak begitu dingin. Dari sungai di samping rumah terdengar
suara kodok bersahutan dengan suara jangkrik yang tak
henti-hentinya berkicau dengan riang.

Malam di kampung memang selalu terasa sepi. Cepat sekali
orang-orang sudah masuk rumah untuk beranjak ke
peraduan atau sekedar nongkrong di depan televisi.
Dunia kecilku kini sudah berubah. Tak ada lagi petak umpet
dan gobak sodor di malam hari. Juga tak ada lagi perburuan
jangkrik di sawah-sawah yang kering setelah panen.

Bahkan bulan pun merasa kesepian kini.



# sept 2, 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 jejak langkah... |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.