saatnya musim ini berganti...











perjalanan musim saling memburu,
antara daun daun berguguran,
dan tunas tunas merekah...

musim yang telah mengikat waktu,
menerjemahkan embun dan buih dipasir,
kicauan burung menghantarkan alunan rasa yg terbang,


cerita alam yang keras meninggalkan
puing-puing yang hampa,
seperti langkah-langkah hati mulai sunyi,

tapi pagi masih ada,
sinar mentari penuh kehangatan,
aku tatap awan penuh perkasa...

senja...

















Semburat jingga menggantung di ujung mega
Redakan gelisah dalam suasana hati
Rebahkan aral tancapkan tujuan
Kujaga nafasmu tetap di nadiku
Hingga kausadari
artiku di sini….


Kusebut namamu dalam tanya,
Sanggupkah kau merasa?
Tentang beban ini,
Tentang beban yang beratkan langkah,
Tentang kabut yang halangi pandangku,
dari indahmu….

Sorot matamu siratkan letih,
t’lah lama kau panggul sendiri.
Lepaskanlah, Sayang,
buanglah semua impian,
dan rebahkanlah angan.

Dalam hangat yang merangkul dunia,
duniamu,
duniaku,
dunia kita,
bersama….”
Serangkai kata yang kuingin kauucapkan,
tapi mungkin tak pernah akan….
Hening lama….

Hingga,
Suatu senja, kutatap jingga
menggantung di ujung mega
menghiasi cakrawala waktu
Dan bibirku pun berujar,
“Pulanglah, kembalilah,
dan tetaplah di sini….”

jodoh.... ku


Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..

Jodoh dan kematian adalah rahasi-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..

Lalu apa yang ku khawatirkan...?!
Dan kenapa pula ku harus mengejar...?!
Tidak, aku tak sudi..
Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia..

Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?
Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?

Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain…
Wahai para lelaki, tak cemburukah....?
Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.

Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab 'ya' maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..

Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. .
Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?.... untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?

Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta...
Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..


esspecially for my love wife...

aku...

Jika kau ingin menemukanku
Lihatlah bulan
Aku akan menjadi cahaya


Jika kau belum jua berjumpa
Duduklah bersama burung di sangkar
Yang tak berpintu



Jika aku tetap tidak ada di sana
Hilangkan dulu kecemburuanmu
Pada malam yang memanggil
Tapi jangan sentuh pekatnya
Karena itulah aku


Jika belum jua kau bersua denganku
Carilah aku di antara hempasan ombak
Yang mencium bibir pantai
Aku akan menjadi buih putih
Tersenyum untukmu


Jika kau malas ke sana mencariku
Bersualah dengan angin
Sebab aku bergulung dalam hembusannya
Jika tak jua aku kautemukan di sana
Cobalah bermimpi di tidurmu
Aku akan menjadi pendongeng
Di antara lelapmu


Namun jika malam tak menyenggol kantukmu
Bukalah pintu
Aku akan turun bersama embun
Melembabkan dedaunan
Aku akan ada …

syahdu...

Peter dan Tina sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.

Tina: "Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi
waktu denganku."

Peter: "Kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. Cuma kita berdua
saja yang tidak punya pasangan sekarang."
(keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)

Tina: "Kayaknya aku ada ide bagus deh. Kita adakan permainan yuk?"
Peter: "Eh? Permainan apaan?"

Tina: "Eng... Gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi
pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. Gimana menurutmu?"

Peter: "Baiklah.... Lagian aku juga gada rencana apa-apa untuk beberapa bulan
ke depan."

Tina: "Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya... Semangat dong! Hari ini akan
jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?"

Peter: "Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen
deh. Katanya film itu bagus"

Tina: "OK dech.... Yuk kita pergi sekarang. Tar pulang nonton kita ke
karaoke ya...
Ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."

Peter: "Boleh juga..."
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter mengantarkan Tina pulang
malam harinya)

Hari ke 2:
Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe,
suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati
mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Peter membeli sebuah
kalung perak berliontin bintang untuk Tina.


Hari ke 3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat
Peter.
Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli
sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di
foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai
berpegangan tangan untuk pertama kalinya.

Hari ke 7:
Bermain bowling dengan teman-teman Peter. Tangan tina terasa sakit karena
tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Peter memijit-mijit tangan Tina
dengan lembut.

Hari ke 25:
Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay . Bulan sudah menampakan diri,
langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya. Mereka
duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan
suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang langit, dan
melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.

Hari ke 41:
Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun untuk Peter. Bukan
kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam
hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter terharu
menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang
tahunnya.

Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama,dan
mengunjungi stand permainan. Peter menghadiahkan sebuah boneka teddy bear
untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.

Hari ke 72:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China.. Tina
penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal hanya
mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang", kemudian peramal itu
meneteskan air mata.

Hari ke 84:
Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai. Pantai Anyer sangat sepi
karena bukan waktunya liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan sandal dan
berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan, merasakan lembutnya
pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka. Matahari terbenam, dan
mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99:
Peter memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana.
Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota.


15:20
Tina: "Aku haus.. Istirahat dulu yuk sebentar."
Peter: "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu
mau minum apa?"
Tina: "Aku saja yang beli. Kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari
ini. Sebentar ya"
Peter mengangguk. Kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta
selalu macet..

























15:30
Peter sudah menunggu selama 10 menit and Tina belum kembali juga.
Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah
panik.
Peter: "Ada apa pak?"
Orang asing: "Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu
adalah temanmu"
Peter segera berlari bersama dengan orang asing itu.
Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang,tergeletak
tubuh Tina bersimbah darah, masih memegang botol minumannya.
Peter segera melarikan mobilnya membawa Tina ke rumah sakit terdekat.
Peter duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit.
Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.


23:53
Dokter: "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih
bernafas sekarang tapi Yang kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan
surat ini dalam kantung bajunya."
Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Peter dan dia
segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajahnya pucat tetapi
terlihat damai.
Peter duduk disamping pembaringan tina dan menggenggam tangan Tina dengan
erat.
Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter merasakan torehan luka yang sangat
dalam di hatinya.
Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya.
Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Tina untuknya.


Dear Peter...
Ke 100 hari kita sudah hampir berakhir.
Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu.
Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak,
tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku.
Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku.
Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi
sebelumnya.
Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang
hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh
malam itu di pantai,
Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi
kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur
hidupku. Peter, aku sangat sayang padamu.

23:58
Peter: "Tina, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat
meniup lilin ulang tahunku?
Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya..
Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! Hari yang kita lalui baru berjumlah 99
hari!
Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama!
Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku
kesepian!
Tina, Aku sayang kamu...!"

Jam dinding berdentang 12 kali.... Jantung Tina berhenti berdetak.
Hari itu adalah hari ke 100...


Katakan perasaanmu pada orang yang kau sayangi sebelum terlambat.
Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.
Kau tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu dan tidak akan
pernah kembali lagi.






saat senja menemaniku...


Kamu adalah senja yang membuat teduh mataku, 
hatiku, jiwaku dan perasaanku,
Tapi ku tak tau, kamu akan pergi bersama datangnya malam,
Senja akan tergantikan malam yang dingin, yang pekat bahkan kelam,
Dan ku juga tau, esok senja akan kembali dengan semburat yang sama indah, jingga, anggun memerah bahkan memukau,

Tapi ku tak bisa menatapmu seperti kemarin,
karena kau tak kan pernah memanggilku untuk melihat keindahan senja lagi,
Aku hanya bisa mengingat bahwa engkau pernah menemaniku di tempat itu,

Seperti hari ini...
masih mentari yang sama...
senja yang sama...
jingga yang sama...
tempat yang sama dan diriku yang sama...

melati..., kurasa kulihat putihmu,

Kala sumber cahya memancarkan rona
Sinar semburatnya merekah di ufuk
Ketika mata terbuka kedua kelopaknya
Terjaga dari lelapnya tidur

Berdengung dalam pendengaran
Menyapa suara kehidupan
Dengung duka, raung petaka
Menyelimuti pribadi manusia-manusia

Dikala tumbuh MELATI PUTIH
Rekah kembang diatas dahan
Pembuka masuknya cahya kehidupan
Tumbuhlah kuncup nan segar

Ketika kupu-kupu beterbangan
Lincah menari-nari keliling ranting
Mengitari lapangan dan dusun
Menyapa riang setiap mekar dan kuncup

Nafas kembang aroma MELATI PUTIH
Hembusan semerbaknya nan wangi
Ketika mata menatap gunung nan tinggi

Tinggi, emoh kemewahan diniawi
Telanjang dalam zuhud dan kepapaan
Saling menjawab hembusan MELATI PUTIH
Memenuhi gurun sahara gersang
Wanginya…
Memberikan secercah asa kehidupan

Tak kenal diam, tak pula reda
Ketika hati riang menari
Bersuka ria gembira
Menggema….
Gema arumnya wangi MELATI PUTIHKU

jelang ramadhan...

di tengah malam,
saat aku menatap langit berhias bintang,
seakan-akan malam-malam suci itu
sedang berbaris menunggu giliran
untuk bertemu denganku.
Sambil membawa nampan-nampan,
yang akan dipersembahkan pada-Nya
setiap pagi menjelang.

Akankah nampan-nampan itu
kuisi dengan sepenuh cinta.
Sanggupkah aku merajut amal mulia,
doa, ilmu, alquran, sujud,
bahagiakan fakir miskin dan
berbuat baik pada sesama,
sebagai persembahanku pada-Nya

Ataukah aku akan tega,
membiarkan malam-malam suci berlalu
sambil mencucurkan air mata
karena menahan malu
saat harus mempersembahkan
nampan-nampan kosong pada-Nya,
yang telah memberiku segalanya


mohon maaf ats segala khilaf dan salahku...
selamat menjalankan ibadah puasa, semoga menjadikan kita lebih bertaqwa..

pohon, batang, ranting, daun dan mahkotanya . . .











Ia masih seperti yang dulu
Terlihat kemarin pagi
Ia masih seperti yang dulu
Kulihat kemarin siang
Masih…….. Ia tetap seperti yang dulu
Terlihat lagi sore kemarin

Hujan terlalu lama untuk diturunkan
Matahari terlalu gahar untuk dimandikan
Alam melanglang, embun berganti deburan topan
Debu menggelora
Panas menyengat datang

Aahh….Ia masih seperti yang dulu
Terlihat pagi ini, mentari mercusuar dunia
Oh Tuhan….Ia masih seperti yang dulu
Kulihat lagi sore ini, menggalang sunyi menatap prahara

Akar, Batang………..
Ia masih seperti yang dulu
Tetap tangguh, menancap kokoh menusuk perut bumi
Batang, ranting………bermahkotakan Daun
Selalu, seperti dulu
Kulitnya coklat, merona menyerap mentari
Daunnya segar menghijaukan
Seperti yag aku lihat dulu, diperjalanan hidupku

Oh…Tuhan…..
Ia berbeda hari ini, meranggas, tanpa mahkota

Batang, Ranting…..
Tetap seperti yang dulu
Tapi tak coklat seperti pertama dulu
Legam, pekat….
Ia terbakar, ia telah mati, ia tercabik mahkotanyapun hilang
Tanpa daun

Tepat hari ini
Gelora mentari congkak telah membakarnya
Diatas kepala tersenyum
Mentari tersenyum gahar

Pohon itu…..
Batang itu…..
Ranting itu……
Mahkotanya……..hilang
Hutanku tak seperti yang dulu
Hari ini kulihat siang tadi
Diperjalanan hidupku 


" sengaja kubuat posting ini untuk mengobati kerinduanku pada kampung halamanku, nadri-krendetan bagelen dan sekitarnya ..."

karena kau satu cinta untuk jiwa...

Kubongkar sudut-sudut nurani
Kucari dalam setiap celah bilik jiwa
hampa bisu dan merana walau wajah merona

kucoba mendapatinya

Ada aromanya Menggapai terlelah
menari dan menyiksa Ara tersisa tak terbantah
sesak,ingin meledak kutahan dalam rasa
meraih buih-buih mimpi dalam hening yang ada

Waktu tersisa kian menyempit
dada ini kian membuncah terasa
rasa terus mengelegar dalam sakit
Merobek dada bernyanyi dalam suasana

menyeruak diri secara perlahan
jerit hati lirih menahan perih
sepi terkubur diri rasa disini
Tercekam Dalam Suasana sanubari

saat ku terbangun dari semua derita
Saat ku hempas semua lara tersisa
selamatkan aku wahai cintaku
Tunaikan Rinduku atas kehadiranmu
Karena Kau Satu Cinta untuk jiwa

coretanku...

Mencoba lepaskan beban
Kutulis coretan tentang kerinduan
Terpendam dibatas jarak yang memisahkan
Jujur kalau bisa akupun ingin bertemu
Mencoba lukiskan bayanganmu
Selintas wajah seseorang yang kurindukan
Di awan kugoreskan imaji dan bisikkan kata, aku rindu....



Betapa berat kurasa,
Sesaat akan pertemuan kita
Obati rindu sekian waktu lamanya
Hanya di hati setia pada cinta
Kan membawa ini jadi selamanya...


Apa yang harus kulakukan,
sedang menyapamu aku tak sanggup.
Apa yang harus kuperbuat,
sedang menatapmu aku tak bisa,
Gelisah hati gelisah, gejolak rasa menahan asa,
bertaruh rindu sepanjang waktu,

Andaikan cinta ini milikku,
berlabuhlah ditepi dermaga kalbuku.
Andaikan rindu ini punyaku,
singgahlah direlung hatiku....




coretan malam minggu...

Meski belum bertemu, aku bahagia bisa mengenalmu kembali
Di batas-batas kerinduan dan kehampaan, tak terasa airmata menetes di pipiku
Hati yang mati suri, tiba-tiba terjaga dan berkata bahwa sesungguhnya rasa itu masih ada
Baru kumengerti bahwa rasa tak pernah pergi dan sepertinya takkan pernah terganti

Sekeras apapun kumencoba, selemah apapun daya tuk mengingatnya
Hati miliki pilihannya sendiri yang tak bisa diatur oleh akal
Kukira aku sudah berhenti berharap di sekian waktu yang lalu
Kukira aku tak punya lagi hasrat untuk bertemu
Kukira aku takkan lagi melihatmu seindah seperti dulu


Hingga kemarin aku tahu bahwa segalanya tak ada yang berubah
Hanya setumpuk kerinduan yang menyiksa...
Kian hari kian berat beban yg kurasa
beban rindu yang makin menggebu dalam kalbu,


Beban cinta yang makin menggelora dalam dada,
Seakan tak kan mampu lagi aku memikulnya, tak sanggup lagi aku membawanya,


Tapi aku tak ingin meninggalkannya, aku tak ingin melepaskannya,
Kan ku bawa s'lalu kemana jiwaku berada, karena itu membuatku bahagia, membuatku tertawa.
Trimakasih cinta telah kau percayakan jiwaku sebagai tempat persinggahanmu...




moment of dec. 26th...

ketika tak dapat lagi kurasakan engkau ada
apa arti hidupku
tangis atau tawaku, tidaklah penting
aku berlari mengejar impianku, atau aku duduk terdiam
tak ada bedanya lagi
bahkan, nadiku berdenyut atau tidakpun
aku tak peduli










tak tahukah kamu
kaulah segalanya buatku
aku tak memerlukan matahari untuk menghangatkanku
karena sentuhanmu sanggup menghangatkan hatiku
aku tak memerlukan udara 'tuk bernafas
karena nafasmu, itu yg membuatku hidup
aku tak memerlukan segalanya
karna kaulah segalanya bagiku

di musim dingin bulan desember
biarlah salju mengingatkanku akan kelembutanmu
di cerahnya mentari musim panas
biar kubayangkan senyummu yg ceria
di saat bunga bermekaran
kan kuingat semangat dan kegembiraan yg selalu kau tunjukkan padaku
dan di saat daun-daun berguguran
biarlah kucoba untuk percaya, ini bukan akhir dari segalanya
satu hal yang perlu kau tahu
di hatiku terukir satu nama
namamu

aku dan duniaku...


subuh itu kulipat sajadahku seusai shalat, kulanjutkan dengan tadarus Al qur'an dan mentadaburinya.
Aku tenggelam dalam kedamaian, dan kurasakan kedamaian itu mengalir dalam darahku, merasuk dalam sukmaku.
ketika kusibak mentari hari ini, kulihat dia melemparkan senyumnya padaku, sungguh indah... lalu kusambut pagi ini dengan teriakan "selamat pagi dunia",
kudengar diapun menjawab, "selamat pagi juga hesti". Seketika itu timbul semangat dalam diri ini, "hari ini harus lebih baik dari kemarin".

Ketika siang, kulihat betapa setianya matahari menyinari bumi Allah ini, memancarkan sinarnya dan menggantikan malam sehingga hamba-hamba-Mu bisa menjalankan aktivitas untuk mencari ridha-Mu.

Adzanpun terdengar menggema, kuangkat tangan ketika takbiratul ihram, kurasakan Engkau ada dihadapanku. Aduhai damainya saat-saat seperti ini.
Ketika matahari mulai tergelincir, terdengar panggilan-Mu lagi.

"Allahuakbar Allahuakbar...! !" kujawab juga Allahuakbar-Allahuakbar...
Lalu akupun khusuk dalam shalat, sujud menyembah-Mu. Sungguh aku belum pernah merasakan nikmatnya menyentuh kening dan hidungku diatas sajadah kecuali pada saat seperti ini. Aku mencium wangi yang sangat luar biasa membuatku tenang. Tetapi yang sangat menakjubkan, adalah ketika senja mulai menyambut. Akupun bergegas untuk bercinta lagi dengan-Mu. Terurai kembali puji-pujian dan do'a-do'a dari bibirku disetiap gerakan shalatku.
Kurasakan Engkau tersenyum padaku. Aduhai, aku tidak pernah melihat senyum seindah itu.

Disaat malam menjemput, kuawali malamku dengan selalu memberikan shalawat kepada junjunganku nabi Muhammad saw, kekasih-Mu nabi Ibrahim as.

Kututup shalat isya'ku dengan salam dan mahabah kepada-Mu. Aku merasakan Engkau membelaiku, membacakan dongeng-cerita pada kekasih-Mu, meninabobokan aku. Sehingga akupun tertidur dengan hiasan mimpi yang indah untuk menjemput datangnya subuh lagi...

coretan syair. . .


Kau kan slalu tersimpan dihatiku,
Meski ragamu tak dapat kumiliki,
Jiwaku kan slalu bersamamu,

Meski kau tercipta bukan untukku,
Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi,
Hanya untuk bersamanya,
Ku mencintainya sungguh ku mencintainya,

Rasa ini sungguh tak wajar,
Namun kuingin tetap bersamamu,
Untuk slamanya,
Mengapa cinta ini terlarang,
Saat ku yakini kaulah milikku,
Mengapa cinta kita tak bisa bersatu,
Saat ku yakin tak ada cinta selain dirimu. . .

corat coret tengah malam . . .

Angin syahdu menendang senandung rindu,
bait demi bait terlantun,
mekarkan kembang hidupkan taman,













Ini kisah gembira tentang kembalinya sang bayu nan teduh,
sang kawan sejati,
sang teman sehati kala menatap cinta,

Dik, mengapa pergi demikian lama . . .
tak tahukah engkau rindu t'lah menggunung . . .
Kini engkau kembali,
kini kerinduan t'lah terobati,
berganti gejolak yang tak kalah merisaukan,
penantian akan senyum yang engkau tebar,
senyum termanis dari jiwa yang terindah . . .

corat coret sore hari . . .


Duduk seorang diri diberanda.
Akalku berpencar kelangit luas.
Menjelajahi seluruh penjuru alam.
Dimalam yg mendung sepi.
Tersayup suara hati.
Ku ratapi langit yg luas.
Namun tak terlihat apa apa
Sesaat air mata jatuh menetes.
Memori cinta dulu bergejolak.
Terasa indah dengan setiaku
Namun sirna oleh egoku, tapi kumasih menyayangi dan mencintainya.

Ku pejam mata tuk sesaat.
Air mata kian berjatuhan.
Hatiku sangat sesak & pilu.
Terasa hidupku hampa kekeringan.
Hatiku berguguran.
Mengenang kisah dimasa lalu.
Ku masih menyayangi dan mencintai sepenuhnya
Sangat berharap kasih darinya.....
 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 jejak langkah... |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.